Kamis, 10 Januari 2013

Kethek Ogleng Diusung ke Jakarta

JAKARTA, suaramerdeka.com - Kethek Ogleng bukan topeng monyet. Tapi merupakan jenis tarian tradisional khas Kabupaten Wonogiri. Tarian yang jadi ikon Wonogiri ini, menampilkan tokoh kera putih(wanara seta). Ketika dipentaskan dalam pentas fragmen atau seni ketoprak, mengambil seting cerita Panji Asmoro Bangun yang merupakan sejarah Kerajaan Jenggala Kediri, dengan tokoh sentral Panji Inukertapati.
Dalam pentas Kethek Ogleng, pemeran tokoh utama wanara seta, suka menampilkan aneka ragam tarian akrobatik, seperti melakukan pemanjatan tiang, panggung, menari bergelantungan di tali pancang, menari di atas sandaran kursi dan secara spontan senang mengajak anak-anak penontonnya, untuk menirukan gerak tariannya. Termasuk ketika melakukan gerak jumpalitan dan salto serta berguling-guling layaknya gerak kera.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Wonogiri, Drs Pranoto MM, mengatakan, Minggu (11/12), tari Kethek Ogleng diusung untuk pentas di Jakarta. ''Main di anjungan TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Jakarta,'' ujar Pranoto. Jenis tari Kethek Ogleng yang diusung ke ibukota ini, dikemas dalam sajian tari Kethek Ogleng Campursari, dengan memadukan aneka kesenian pendukung yang sinergi.
Koreografer Ludiro Pancoko SSn, mengatakan, untuk menyajikan tari Kethek Ogleng Campursari, pihaknya membawa 40 personel tari yang merupakan cantrik dan mentrik dari Sanggar Tari Darma Giri Budaya. ''Sebelum pentas di TMII, kami juga pentas di pagelaran wayang kolaborasi Sabtu malam (10/12) di Jakarta,'' kata Ludiro.
Menampilkan tari tradisional Mustika Nglaroh, dengan melibatkan 25 seniman tari. Pentas wayang kolaborasi ini, digelar oleh Paguyuban Trah Pangeran (Patrap) Sambernyawa bekerjasama dengan Paguyuban Keluarga Wonogiri (Pakari) di Kedoya Kebon Jeruk Jakarta. Pagelaran wayang kolaborasi ini, menampilkan lima dalang dan puluhan seniman dari Kabupaten Wonogiri, termasuk dalang tiban Ki Begug Poernomosidi.
''Alhamdulillah, pentas kami semalam sukses, mampu menyedot ribuan penonton, dan mendapatkan penghargaan pemecahan rekor dari MURI dengan kelir terpanjang, yakni sepanjang 35 meter,'' ujar Begug Poernomosidi yang mantan Bupati Wonogiri.

0 komentar:

Posting Komentar