JAKARTA, suaramerdeka.com - Kethek Ogleng bukan
topeng monyet. Tapi merupakan jenis tarian tradisional khas Kabupaten
Wonogiri. Tarian yang jadi ikon Wonogiri ini, menampilkan tokoh kera
putih(wanara seta). Ketika dipentaskan dalam pentas fragmen atau seni
ketoprak, mengambil seting cerita Panji Asmoro Bangun yang merupakan
sejarah Kerajaan Jenggala Kediri, dengan tokoh sentral Panji
Inukertapati.
Dalam pentas Kethek Ogleng, pemeran tokoh utama
wanara seta, suka menampilkan aneka ragam tarian akrobatik, seperti
melakukan pemanjatan tiang, panggung, menari bergelantungan di tali
pancang, menari di atas sandaran kursi dan secara spontan senang
mengajak anak-anak penontonnya, untuk menirukan gerak tariannya.
Termasuk ketika melakukan gerak jumpalitan dan salto serta
berguling-guling layaknya gerak kera.
Kepala Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Wonogiri, Drs
Pranoto MM, mengatakan, Minggu (11/12), tari Kethek Ogleng diusung untuk
pentas di Jakarta. ''Main di anjungan TMII (Taman Mini Indonesia Indah)
Jakarta,'' ujar Pranoto. Jenis tari Kethek Ogleng yang diusung ke
ibukota ini, dikemas dalam sajian tari Kethek Ogleng Campursari, dengan
memadukan aneka kesenian pendukung yang sinergi.
Koreografer
Ludiro Pancoko SSn, mengatakan, untuk menyajikan tari Kethek Ogleng
Campursari, pihaknya membawa 40 personel tari yang merupakan cantrik dan
mentrik dari Sanggar Tari Darma Giri Budaya. ''Sebelum pentas di TMII,
kami juga pentas di pagelaran wayang kolaborasi Sabtu malam (10/12) di
Jakarta,'' kata Ludiro.
Menampilkan tari tradisional Mustika
Nglaroh, dengan melibatkan 25 seniman tari. Pentas wayang kolaborasi
ini, digelar oleh Paguyuban Trah Pangeran (Patrap) Sambernyawa
bekerjasama dengan Paguyuban Keluarga Wonogiri (Pakari) di Kedoya Kebon
Jeruk Jakarta. Pagelaran wayang kolaborasi ini, menampilkan lima dalang
dan puluhan seniman dari Kabupaten Wonogiri, termasuk dalang tiban Ki
Begug Poernomosidi.
''Alhamdulillah, pentas kami semalam sukses,
mampu menyedot ribuan penonton, dan mendapatkan penghargaan pemecahan
rekor dari MURI dengan kelir terpanjang, yakni sepanjang 35 meter,''
ujar Begug Poernomosidi yang mantan Bupati Wonogiri.
Kamis, 10 Januari 2013
Kethek Ogleng Diusung ke Jakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar